Belajar Sap 2000 Pdf Files

11/21/2017by
Belajar Sap 2000 Pdf Files

Hallo pak Wir, Saya ada tugas desain gedung tetapi saya bingung Standard pembebanan untuk Lift, trus kalau saya pakai balok prestress bisa nggak saya modelin bersama-sama dengan kolom dan sebagainya di sap? Kalau misalnya saya desain dinding geser di sap apakah sama akuratnya kalau saya desain menggunakan ETABS? Terima kasih Pak Wir’s responds: Ini tugas mahasiswa atau kerjaan. Kalau mahasiswa, yang ngasih tugas itu kebangetan. Itu nggak sederhana, apalagi yang mau mengerjakan belum tahu bedanya SAP dengan ETABS. Mungkin kalau ini tugas akhir (skripsi), boleh-bolehlah. Tapi kayaknya juga tidak cocok, itu khan hanya ketrampilan hitung, bukan penyelesaian masalah.

Pak, saat ini saya dalm proses menyelesaikan tugas akhir. Saya menemui kesulitan kalo di program SAP 9 tentang prestress di Define-Tendon diameter yg dimasukkan ditugas saya ada 4 strand diameter 13 lalu apakah diameter yg dimasukkan itu total dari 4strand atau tidak. Load Cases yang dimasukkan (Dead, Live dll) selain prestress itu sendiri apa saja dan berapa besarannya, lalu di load combination dimasukkan apa saja dan berapa scale factornya. Lalu dicek saat transfer timbul tegangan tarik solusinya kira2 apa saja pak. Tolong ya pak, thanks be4.

Membuat Laporan Hasil Analisisdan Desain dalam bentukFile Word Dari main menu klik File Beberapa Hasil report SAP 2000 V.14 dalam bentuk File Word SELESA CONTOH PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG Posted by handoko10 pada 3 Maret 2010 4.5.1 Perencanaan Gambar 4.25.

Sdr Galih yang saya tangkap dari pertanyaan anda bahwa kecuali cara pengoperasian program SAP2000, anda juga belum memahami konsep prestressing itu sendiri. Pada prinsipnya, apa yang dikerjakan dengan program komputer, secara prinsip harus sama dengan hitungan manual.

Jadi sebelum anda masuk dengan program komputer mestinya konsep-konsep perencanaan cara manual juga sudah anda kuasai. Jika anda sudah menguasai cara manual, maka pertanyaan anda misalnya tentang “load cases” dan “load combination” akan dapat dijawab secara mudah. Perlu anda ketahui (baca dong teori prestressing, atau tanya ke dosennya) bahwa untuk perencanaannya ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: (1) perencanaan elastis, untuk memperhitungkan struktur prestress pada kondisi layan (kerja), disini anda perlu mengecheck kondisi tegangan pada saat initial / transfer(saat pertama kali di stressing) dimana beban kerja dan juga mutu beton belum full. Sehingga jangan sampai struktur retak atau melembung ke atas.

Di sini load case dicari kondisi yang ekstrim misalnya hanya berat sendiri balok atau termasuk slab-nya. Superimposed dead load juga belum masuk.

Jadi tergantung metoda pelaksanaannya. (2) perencanaan ultimate, untuk memastikan bahwa struktur prestressed mempunyai keruntuhan yang bersifat daktail untuk beban tak terduga yang mungkin ada. Untuk check stress sendiri ada yang mempersyaratkan full prestreseing atau partial prestressing.

Jika full maka tulangan pada kondisi layan dianggap tidak bekerja dsb. Wah cukup banyak kalau mau menjelaskan secara detail pertanyaan anda. Bisa-bisa jadi makalah sendiri. Cukup dulu ya. Silah merujuk ke textbook yang ada. Jadi itulah yang sebenarnya dari isi skripsinya, tidak hanya cara memakai sap2000.

Pak Wir saya galih, melanjuti dari jawaban bapak. Salah satu bahasan dari Skripsi saya yaitu stressing control dari sebuah desain yang sudah ada, desain itu dikeluarkan oleh Freyssinet diamana tebal platnya 0,2 m lebarnya 1,1 m. Sudah ada layout kabelnya, namun saya masih bingung apakah static load casesnya dimasukkan dan load combinationnya juga. Karena setelah saya cek di masa transfer masih ada tegangan tarik, apa solusinya, tolong ya pak.

Wir’s responds: coba check berat sendirinya sudah dimasukkan belum. Itu sangat penting.

Tarik pada kondisi transfer masih memungkinkan, coba check tegangan tarik ijin dari beton. Karena pada kondisi transfer maka gaya prestressingnya adalah yang paling besar, belum ada loss of prestress jangka panjang. Pastikan pada kondisi kerja, yaitu setelah super-imposed-dead-load dari finishing lantai dan juga beban hidup tidak ada tarik. Arif a Halo pak wir, Saya arif dari univ samratulangi manado. Salam kenal untuk bapak.

Pak, saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir saya tentang struktur beton prategang menggunakan peraturan BS8110-1997. Dapatkah bapak atau seseorang menolong dan membantu saya untuk mendapatkan softcopy, file pdf ttg peraturan BS8110 (BS code ttg struktur beton dan beton prategang) Dimanakah saya bisa mendapatkan peraturan BS8110 yang terbaru?

Atau jurnal-jurnal tentang PC (prestressed concrete) khusus membahas mengenai balok ramping. Dalam tgs akhir ini saya akan membandingkan peraturan ACI dan BS. Fokus nya adalah beton prategang bentang panjang yang akan di aplikasikan pada struktur gedung dengan menitikberatkan dimensi penampang (rectangular) yang optimum.

Please help me. Terima kasih sebelumnya pak. Wir’s responds: BS-nya udah dapat khan di. Salam kenal pak wir. Saya mahasiswa T.sipil dari Universitas muhammadiyah Yogyakarta. Saya kenal pak wir dari buku Aplikasi Rekayasa Kontruksi yang saya beli tahun kmrn.

Buku-nya bagus banget pak, lebih mudah saya pahami ketimbang buku yang pernah saya baca sebelumnya. Btw, saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir tentang uji kuat tekan beton. Beton yang saya gunakan ini menggunakan beton mutu tinggi, yang mana dalam perancangannya menggunakan metode erntroy dan schacklock. Gini pak, dapatkah bapak membantu saya untuk mendapatkan softcopy, file pdf atau jurnal-jurnal yang membahas ttg perancangan beton mutu tinggi dengan metode erntroy dan schacklock. Dan apakah ada jurnal-jurnal yang membahas ttg perbandingan perancangan beton menggunakan metode SNI sama erntroy dan schacklock? Kalau ada, dimanakah saya bisa mendapatkannya.

Tolong ya pak... Terima Kasih sebelumnya...

Wir’s responds: salam kenal juga Arie, trims ya bukunya udah di beli. Tentang metode Erntroy dan Schacklock aku tidak terlalu familier, maklum nggak terlalu mendalami material beton. Di tempatku sekarang (UPH) yang aktif ke material adalah prof. Tetapi mestinya ebook di blog ini pasti ada yang membahasnya, cobalah mulai dari ACI code di bagian bibliografi. Tentang ACI khan banyak, kalau kurang coba masuk ke threatnya mas Donald. Itu ada di link-nya.

Salam ya untuk teman-teman di teknik sipil Muhamadiyah. Saya benar kagum sama blog ini. This is what i’ve been look for. Pak, tau tentang JIS nggak? Saya cari2 nggak nemu2 ttg isi JIS.

Apa perlu lisensi kalo mau produksi precast (spun pile) dalam jumlah besar? Lisensi-nya bagaimana??trims ya, pak Wir’s responds: kalau spun pile kelihatannya butuh teknologi khusus, muternya itu lho. Saya pernah lihat produksi spun pile di daerah cikampek. Tapi ya mungkin lisensi khusus, nggak boleh motret.:( Mungkin sistem franchise gitu ya. Saya kurang tahu detailnya.

Saya mahasiswa teknik sipil UMI Makassar semester VIII dan saat ini sementara dalam proses penyelesaian tugas akhir, saya tertarik mengangkat masalah pushover dan saya belum faham betul mengenai prosedur pushover pada SAP2000, kalau boleh saya minta Pushover Example pada SAP2000 karena pada buku edisi terbaru bapak tidak ada yang membahas masalah pushover(kalau ada manualnya lebih bagus lagi) tapi saya sangat tertarik pada masalah Element Shell. Kalau bisa saya minta dokumen FEMA, ATC, SEAOC, dan NEHRP karena saya menggunakan acuan tulisan Bapak “Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000. Terima Kasih sebelumnya. Yth Pak Wir Salam kenal pak Wir saya juga seprofesi dengan bpk tapi di Univ Negeri Makassar dan juga aktif pada engineering konsultan. Salut buat bpk semoga suksess slalu. Informasi blog ini saya peroleh dari buku bpk yang sudah saya miliki dan selama ini telah banyak membantu saya dalam memperkenalkan dan mengajarkan SAP2000 kepada mhs saya. Saya sangat berterimakasih atas adanya blog ini karena ternyata disini bukan hanya info SAP2000 yang saya peroleh tapi puluhan reverensi yang saya bisa down load gratis untuk menambah wawasan.

Informasi blog ini juga saya telah perkenalkan dengan teman-teman seprofesi di UNM, biar tambah rame. Selama saya menggeluti SAP 2000 sebagai pembanding dalam mata kuliah Mekanika Rekayasa, Struk.

Beton dan Baja beberapa hal yang masih jadi kendala antara lain: 1.Cara mendefenisikan sendi Gerber sehingga hasil hitungan manual bisa sama dengan hasil SAP 2000 2.Bagaimana menampilkan sendi plastis dalam analisa pushover jika bangunan sudah berlantai banyak 3D (apakah ngaruh jika kita pake software bajakan) 3.Dokumen ATC dan FEMA sesuai acuan SAP2000 ada gak ya, sekalian reverensi yang lain ttg Pushover kalo ada? 4.Kapan terbit buku SAP 2000 khusus membahas Jembatan agak kepanjangan kali pak,thanks berat ya.

Semoga selalu diBerkati.:-). Pak Wir, saya mohon bantuan ni Bagaimana cara menganalisa dinamika pada rangka jembatan baja akibat gempa.

Bagaimana pemodelan struktur dan matematisnya untuk menentukan derajat kebebasannya? Metode yang digunakan “time history” atau “respon spektra”? Acuan gempa yang digunakan yang mana? Apakah gempa El-Centro(krn di buku2 itu yang ada)? Bagaimana kinerja sistem redamannya? Peraturan-peraturan apa saja yang mengatur analisa tersebut? Dimana saya bisa mendapatkannya?

Saya kok sulit dapat yang spesifik ke rangka jembatan baja Maaf ya pak kalo pertanyaan saya buanyak, hehehe mumpung ketemu ahlinya,;-) Mohon bantuannya ya pak Amelynda OS. Pak Wir, ni aan dr UII jogja. Saya ingin TA tp bingung masalah judulnya. Saya ingin design gedung, kira2 yg menarik utk skr ini ap y?? Coz dosennya gak mau klo design/ redesign (harus ad alasan yg jelas).

Atau kira2 Bpk ad judul yg menarik utk diangkat. Mksh Wir’s responds: Design gedung koq bisa jadi skripsi ya. Itu khan rutinitas belaka. Pendapat dosenmu saya kira betul, kamu harus cara alasan yang jelas. Jadi inti skripsi adalah argumentasi tentang alasan tersebut, bahwa itu memang urgent untuk dibahas. Karena kalau ditelaah lebih dalam, bahwa inti skripsi adalah bagaimana mahasiswa membikin suatu argumentasi ilmiah tentang sesuatu hal agar dosen penguji setuju dan yakin benar dengan argumentasi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut.

Tulisan saya tentang skripsi rasanya sudah cukup banyak di blog ini. Silahkan deh baca-baca untuk cari idenya.

Yth pak wir dan teman2 yang lain saya lagi penelitian tentang Beton ringan, mau minta tolong kalau ada SNI yang berkaitan dengan itu, mohon info downloadnya dimana? Saya sudah nyoba untuk download di BSN tapi ga ada, yang ada judulnya doang seperti dibawah ini: -Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan dinding -Spesifikasi agregat ringan untuk beton ringan struktural -Spesifikasi agregat ringan untuk beton isolasi -Beton ringan, Tata cara pembuatan campuran dengan agregat ringan -Agregat ringan untuk beton struktural, Spesifikasi terima kasih sebelumnya. Shalom Pak Wiryanto & salam kenal Saya salut atas pemikiran-pemikiran dan kepakaran bapak yang tertuang dan tertata rapi dalam blog ini. Juga referensi jurnal-jurnal, link-link, code up to date yang sangat berguna bagi kami praktisi yang sudah lama meninggalkan dunia kampus untuk terus meng- update pengetahuan struktur kami. Saya juga berterimakasih atas kecanggihan blog yang sudah pak Wir buat sehingga bahkan file ACI 2002 yang 12Mbytes bisa di download dengan baik.

Selamat juga atas gelar doktornya. GBU suparto Wir’s responds: Terima kasih bapak Suparto, semoga Tuhan juga berkenan atas kerja baik kita semua. Pak Wir yang terhormat, Saya Boby GM dari PT. Produta Kencana Bandung, dalam waktu yang sangat dekat ingin melaksanakan proyek pembanguna Mall di Bandung. Kami tertarik menggunakan pondasi sarang laba-laba karena kondisi tanah yang spesifik. Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon diberikan informasi Contack person, alamat,telepon atau email.

Kami harap tanggapan dari bapak segera. Terima kasih telp kantor: 0 Wir’s responds: tentang kontak person pondasi sarang laba-laba saya tidak mempunyai data yang dimaksud. Moga-moga yang bersangkutan atau pembaca yang tahu akan mengkontak bapak langsung. @Rifadli Bahsuan Salam kenal juga pak. Program ATENA buatannya prof Cervenka, ya saya pernah dengar. Andreas Triwiyono dari UGM mempunyai dan memakainya, ini menurut beliau sendiri. Program tersebut adalah program non-linier utk struktur beton, oleh karena itu cocoknya adalah untuk analisis atau penelitian tingkat advance.

Pengalaman memakai program-program non-linier tingkat advance sekarang ini relatif gampang mengoperasikannya, yang susah adalah menginterprestasi hasilnya, apakah selaras dengan kasus real. Untuk kasus yang belum pernah sama sekali (baru) maka apa-apa yang dihasilkan oleh program hanya akan berupa hipotesis atau dugaan saja. Jadi tantangan memakai program-program seperti itu adalah kemampuan user untuk mendapatkan hipotesis yang mendekati real. Untuk itu perlu pengalaman menjalankan program tersebut dan membandingkannya dengan hasil eksperimen.

Oleh karena itulah menurut saya itu cocok dipakai penelitian. O ya ini khan paper-paper ttg program ATENA tsb. Hallo Arriz, Expansion Joints bukan barang baru, itu sudah menjadi bagian dari jembatan, khususnya deck jembatan yang berguna untuk mengisi gap atau celah yang ada antara deck pada struktur jembatan dan badan jalan yang dihubungkannya.

Adanya expansion joint menyebabkan kendaraan di atasnya dapat melewatinya secara smooth. Fungsinya dapat menerima beban kendaraan, sekaligus dapat berdeformasi horizontal sesuai pergerakan jembatan (akibat muai susut dsb. Kapan memakai single atau dual atau triple, yaitu tergantung dari besarnya gap yang harus disediakan sekaligus beban kendaraan yang harus dipikulnya. Jadi untuk struktur utamanya sendiri, dalam analisis struktur itu nggak diperhitungkan. O ya, informasi besarnya gap itu juga diperoleh dari analisa struktur, terhadap berbagai kondisi pembebanan yang ditinjau, termasuk gempa atau perbedaan suhu. Begitu kira-kira prinsipnya. @Rama Perencanaan DDM dan EFM diarahkan untuk desain pelatnya saja.

Apalagi yang DDM, ingat itu hanya digunakan untuk perencanaan terhadap beban gravitasi saja. Artinya apa, bahwa pelat hanya menerima pembebanan vertikal, yaitu dari DL dan LL. Padahal pembebanan bangunana selain vertikal juga ada lateral. Jadi untuk kolomnya perlu dilihat sistem penahan lateral. Karena pelat datar (flate plate) tidak didesain thd pembebanan lateral, paling-paling hanya sebagai diaghprahm maka perencanaan kolom harus mempertimbangkan bagaimana gaya lateral bekerja pada kolom tersebut. Intinya, untuk perencanaan kolom tidak bisa hanya sekedar mengambil momen dari DDM. Untuk EFM, perlu dichek lagi karena metode tersebut sudah memasukkan kekakuan kolom secara rasional.

Jadi untuk suatu konfigurasi struktur tertentu mungkin bisa langsung digunakan. @Rama Jika yang akan dibandingkan adalah konstruksi gedung mandiri dengan dua macam system dan akan dibangun di Jawa yang notabene harus tahan gempa, maka rasanya perbandingan anda tidak relevan. Keduanya mempunyai performance yang berbeda terhadap beban lateral. Perbandingan yang hanya memperhitungkan pelatnya saja, kolom dianggap berukuran sama, akan cenderung mis-leading atau menyesatkan. Karena melihatnya sepotong-sepotong. Kecuali sistem struktur thd beban lateralnya juga berbeda, misalnya digabung dengan shear wall pada konstruksi pelat-kolom. Jadi kalau anda mau membandingkan, harus dilihat secara komprehensif, secara keseluruhan.

Jadi biaya yang keluar tidak hanya bagian pelat lantaiya saja. Apalagi jika termasuk segi pelaksanaannya, karena konstruksi pelat-kolom biaya konstruksinya akan lebih murah dibanding konstruksi pelat-balok-kolom, juga didapatkan kemudahan lay-out ruang. Konstruksi pelat-kolom selain dipakai untuk ruang parkir di basemen, juga sering dijumpai pada konstruksi apartemen. Terima kasih Pak.Wir. Jika kita membandingkannya keseluruhan dalam konsep gedung, dan kolom didesain akibat beban yang berbeda dari masing2 pembebanan (gedung konvensional&pelat datar) tetap tidak bisa ya pak?

Karena yang saya tahu pada flat plate, desain kolom didesain akibat momen tidak seimbang dari pelat akibat beban lantai, jadi pasti berbeda kan pak dengan sistem konvensional. Apakah jika seperti itu masih tetap tidak bisa dibandingkan, karena dosen saya tampaknya iya iya saja dengan saya, saya tidak tahu beliau mengerti atau pokoknya iya aja terhadap skripsi saya? Mohon pak, penjelasannya karena saya buntu banget. Terima kasih pak.

@rama didesain akibat beban yang berbeda lho kalau mau membuat perbandingan, khan harusnya bebannya sama, beban hidup dan juga beban mati tambahannya (finishing). Berat sendiri bisa berbeda. Tentang beban gempa yang sama adalah misalnya direncanakan untuk wilayah mana, tetapi sama. Lha disini akan ada perbedaan, bangunan dengan massa lebih besar maka beban gempanya lebih besar. Pada flat plate, desain kolom didesain akibat momen tidak seimbang dari pelat akibat beban lantai pernyataan di atas pasti mengacu pada DDM, dimana momen-momen diperoleh dari tabulasi, yang bisa berbeda antara sisi kiri dan kanan. Ya itu betul-betul saja, karena dalam analisis struktur yang benar memang momen akan terdistribusi sesuai kekakuannya. Jadi itu akan terjadi juga pada struktur balok-kolom (konvensional).

Jadi disini bukan itu masalahnya. Kelihatannya anda berpijak pada anggapan atau masalah yang belum tepat. Apa yang saudara ungkapkan itu hanya aspek lokal dari cara perhitungan dengan DDM, kalau EFM khan tidak seperti itu karena perlu analisis struktur yang sesungguhnya. Kalau anda mau seru membandingkannya, maka masuk juga sampai ke pembebanan lateralnya. Intinya (biasanya, harus kamu buktikan), bahwa: * system balok kolom lebih kaku, lebih ringan –>performance gempa lebih baik, kelemahannya adalah tinggi struktur lebih (ada balok yang menonjol), konstruksi lebih mahal (perlu bekisting balok dan pelat berbeda).

*system plate-flate, relatif kurang kaku, dan relatif lebih berat massa lantanya ini berdampak pada pembebanan gempa, keuntungan clean (tidak ada bagian yang menonjol) ini arsitek dan awam senang, selain itu juga pelaksanaan di lapangan lebih murah, tanpa bekisting khusus dan pemasangan tulangan sederhana. Ini di luar negeri cocok karena ongkos tukang mahal.

Jadi kalau kamu mau bagus, buktikan aja semua pernyataan saya tersebut. Jadikan itu sebagai hipotesis. Benar atau tidak.

O ya, menghitung flate-slab-nya pakai SAFE. @rama nantinya desain kolom akan berbeda Yak, begitulah. Bahkan bisa saja karena ukuran kolomnya harus sama maka perlu disediakan struktur penahan lateral khusus, misalnya shear wall agar konstruksi dengan flate slab menghasilkan kinerja yang sama dengan konstruksi balok-kolom-plate.

Konsep-konsep pemikiran seperti inilah yang memang belum bisa masuk di program komputer, itu adalah tugas structural engineer. Jadi dengan tugas akhir yang seperti itu maka mahasiswa akan mendapatkan pemahaman bahwa ternyata tugas engineer tidak hanya menghitungnya saja tetapi perlu memikirkan secara keseluruhan, merangkai setiap tahapan hitungan sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakan.

Jika digabung dengan penguasaan software engineering maka dapat diketahui bahwa software tadi statusnya hanya pada detail perhitungan yang secara otomatis oleh komputer, tetapi merangkai secara keseluruhan agar bermakna masih perlu mengandalkan kemampuan manual si engineer. Halo pak wir, saya mahasiswa universitas lampung.

Saya sdang mengerjakan skripsi tentang retrofit dengan pushover meggunakan etabs. Saya sudah menjalankan strukturnya dan sudah dapat kebutuhan tulangan, sendi plastis dan kurva demand-capacity (peformance based design) yang ingin saya tanyakan: 1.

Karna tulangan eksisting sangat kecil, maka saya harus menambah sistem struktur baru dengan komposit dengan profil baja. Untuk mengecek apakah penampang komposit memenuhi kapasitas bisa tidak di ETABS? Hasil tulangan yang didapat untuk kolom lt.1 rata2 O/S. Bagaimana pak penyelesaian yang terbaik agar bisa memenuhi? Untuk elemen struktur komposit apakah memang tidak bisa di define terhadap sendi plastisnya di ETABS 9? Karna kondisi eksisting ada yang sudah melibihi CP (colapse prevention). Karna saya ingin mengetahui kondisi sendi plastis setelah retrofit.

Dari hasil pushover dengan beban accelaration arah x + y didapat Vbase dan displacement yang aman, tapi mengapa ada sendi yang melewati CP. Bagaimana mengatur hasil kurva agar sesuai, apa saja yg perlu saya perhatikan?

Terima kasih. @surya: hah masih pake PPBBI ’83?? Ga salah tuh. Harusnya kan sekarang uda pake SNI 2002. @farouk: setahu saya utk pushover analisis belum bisa diterapkan untuk struktur komposit. Mungkin itu sudah terlalu kompleks and bisa aja baru sedang dikembangkan d CSI.

Biasanya utk retrofiting struktur beton bertulang seringnya dilakukan dengan menambah tulangan,tetapi hati2 ketika menambah tulangan.karena ada aspek daktilitas kurvatur yg harus Anda pertimbangkan. @rama: sebagai contoh struktur flat slab + kolom banyak dijumpai di netherland karena di netherland tidak memperhitungkan beban gempa. Akan tetapi walaupun strukturnya slab+kolom masih diperlukan structure wall utk mendapatkan stiffness struktur thd beban angin.jadi kesimpulannya walaupun strukturnya flat slab+kolom saja itu masih kurang memenuhi kriteria “stiffness” dr sbuah struktur. Jgn lupa kalau d indonesia ada “strength”, “stiffness”, and “ductility”. Salam kenal Pak Wir, pak saya mau tanya untuk masalah pengaruh peretakan beton. Biasanya kan momen inersia penampang unsur struktur ditentukan sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan suatu presentase efektifitas penampang seperti yang ada di peraturan gempa SNI 03-1726-2002 dan di peraturan beton SNI 03-2847-2002.

Misalnya pada per.gempa: -U/ kolom dan balok rangka beton bertlg 0.75Ig -U/ dinding geser beton bertlg kantilever 0.6Ig Pada per.Beton: -Balok 0.35 Ig -Kolom 0.75Ig Nah masalahnya sebenarnya harus dipakai yang mana pak? Dosen saya bilang sih harus pakai peraturan beton, mengapa ya pak? Mohon penjelasannya. Terimkasih pak. Rslogix 5000 V20 Activation Key more.

Slam knal pak wir, saya sngt snang skli dng web bapak ini, dan saya mngucapkan trima kasih karna saya telah banyak mendownload file2 uploadan bapak. Oh ya pak saya adalah seorang mahasiswa di universitas sumatera utara (USU),dansekarang lagi nyusun tugas akhir,berhubung judul yang saya bawa adalh mngenai beton ringan, saya mau nanya dan skalian request building code mengenai lightweight concrete yang membahs tentang beton ringan untuk struktur bangunan, code nya apa pak ya?skalian tlong diapload ya pak,klo bisa dibuat judul besar mengenai perencnaan beton ringan untuk struktur,kan diindonesia/sni belum ada. Sekali lagi trima kasih bnyak ya pak,dan mohon bimbingannya.

Shalom Pak Wir,, Saya seorang ITN Malang yang sedang melakukan Penelitian Tentang Perkuatan Kolom Persegi dengan CFRP. Sekarang saya telah selesai membuat Benda ujinya dan tinggal menunggu waktu Pengujian di Lab ITS, namun saya juga ingin melakukan simulasi dengan ADINA untuk untuk mengontrol Hasil Tes Laboratorium nantinya.

Untuk itu Saya mohon sedikit Pencerahan dari Bapak tentang Ide saya ini dan jika Bapak berkenan, saya juga ingin memiliki soft copy Penelitian Bapak tentang “Simulasi Keruntuhan Balok Beton Bertulang Tanpa Sengkang dengan ADINA” sebagai Referensi Saya untuk Memodelkan Benda Uji saya dengan ADINA. Trima kasih sebelumnya:). Slmt pagi pa. Pak, saat ini kami sedang melakukan study mengenai geotekstil. Salah satunya mengenai perbandingan dari bahan material nya seperti bahan polypropylene (atau synthetic fibers lainnya, nonbiodegradable) dan coconut fiber mesh/jute (atau bahan yang biodegradable lainnya). Mohon maaf, ini bukan bidang saya, sehinggakami butuh bantuan dari pak Wir dan rekan2 lain mengenai informasi yang diperlukan seperti: 1. Untuk struktur apa/bagian apa sajakah umumnya geotekstil/geojute sering digunakan 2.Produk manakah yang lebih umum digunakan dan mengapa.

3.Untuk konstruksi jalan raya,apakah bisa gunakan sebagai lapisan perkuatan dan bagimana komposisi lapisan jalannya serta cara pemasangannya 4.Mohon informasi untuk supplier masing2 produk di indonesia sekian dahulu pertanyaan kami, dan terima kasih untuk bantuannya. Pak Wir Yth, dalam paper Pak Wir di Soegiyapranata tentang Pushover Analysis hal.14 terdapat kalimat “Faktor tekuk dihitung otomatis saat proses desain dengan program SAP2000.” memang bila kita lihat dalam “Steel Design Manual – SAP2000” ada penjelasan tentang calculation of Capacity ratios dan rumus-2 tentang Buckling. Kita dapat meng-analyze dan men-design suatu struktur dengan satu code (misalnya LRFD99) akan tampil warna yang mewakili ratio kapasitas masing-2 elemen. Tetapi bila kita tampilkan “Steel Stress Check Information” dan “steel stress check data”, koq saya tidak menemukan info tentang “buckling”?

Mohon penjelasan dan pencerahan, Salam Ghozi. Istilah Faktor Tekuk dan “buckling” jelas berbeda.

Faktor Tekuk atau nilai K adalah faktor untuk memperhitungkan pengaruh kekakuan restraint untuk dikaitkan dengan formula tekuk EULER. Metode tersebut dalam AISC 2010 yang disebut sebagai “Efective Length Method”. Jadi jelas dik, pada proses design di atas tidak ada analis di SAP2000 yang memperhitungkan langsung perilaku tekuk. Versi SAP yang saya gunakan waktu itu v7.4 dan 8 kalau tidak salah. Kemampuan non-linier baru pada tahap P-D saja. Baru pada versi 11 ada opsi untuk menghitung buckling, itu sudah saya tulis di buku saya yang SAP2000 Edisi Baru. Saat ini saya sedang mempersiapkan tulisan untuk HAKI yang mengulas tentang Direct Analysis Method, cara baru perhitungan baja tanpa memakai Efective Length Method, atau cara lama tersebut.

Doakan ya moga-moga selesai. Saya tidak punya. Tetapi secara prinsip dapat dilihat perbedaannya dari segi pelaksanaannya.

Untuk plat pracetak maka tentu diusahakan untuk produksi massal, sehingga tendon yang akan dipasang dapat diterapkan pada pelat yang bersifat massal juga, agar optimum hasilnya. Sistem yang dipakai adalah pretensioning, yaitu kabel ditarik dan diangkurkan pada dudukan khusus. Jadi pelatnya sendiri tanpa angkur. Konfigurasi yang cocok untuk ini adalah konfigurasi kabel yang lurus.Pelat pracetaknya sendiri ukurannya terbatas, disesuaikan dengan alat angkut yang dipakai. Adapun tendon pada pelat konvensional, yang pelaksanaannya dengan cara cast-in-situ tentu berbeda. Ini diperlukan angkur pelat dengan pelaksanaan sistem post-tensioning.

Jadi konfigurasi tendon bisa disesuaikan dengan momen yang terjadi. Kira-kira begitu prinsipnya mas. Salam kenal juga Damar, Riset saya tidak banyak terkait dengan bidang material khususnya campuran beton mutu tinggi. Rekan senior kami di UPH yaitu Prof. Harianto yang menggelutinya, bahkan sekarang sedang terlibat penelitian beton dengan teknologi nano untuk sampai kuat tekan target 130 MPa. Dalam mengusahakan itu, beberapa mahasiswa bimbingannya telah dapat dengan mudah mencapai 90-100 MPa. Jadi silahkan saja kontak beliau, link-nya ada di blog ini, juga beliau dapat dicari via Facebook.

Semoga berhasil. Salam kenal Pak Wiryanto, saya Felix staff engineering di sebuah perusahaan kontraktor swasta di Jakarta. Saat ini kami baru menyelesaikan pekerjaan pengecoran raft foundation setebal 2 m pada sebuah proyek. Tebalnya raft sedemikian rupa sehingga harus diperlakukan sebagai mass concrete. Monitoring suhu dilakukan dengan menempatkan thermocouple yang membaca bagian bawah tengah dan atas beton juga temperatur udara luar. Yang hendak saya tanyakan, saya masih bingung referensi mana yang menyebutkan bahwa monitoring suhu di mass concrete itu harus dilakukan dengan membuat tiga titik bacaan tersebut?

Jika memang ya harus demikian, maka berapa sih tebal maksimum satu segmen bacaan suhu ke segmen lain di atasnya? Saya coba baca ACI 207 tentang mass concrete, di situ pun tidak dijelaskan dengan detail. Yang saya tangkap yang harus diamati adalah beda temperatur maksimum di dalam beton dengan temperatur udara luar... Mohon pendapatnya pak.terima kasih atas atensi Bapak.

Salam kenal pak, sy mau tnya ttg sistem struktur gempa pak. Sy ambil TA ttg pengaruh simpangan dgn memakai dinding geser dan tidak memakai dinding gsr. Nah, prncanaan sy memakai dual system pak yg srpmk R= 8,5.

Krn wil.gempa sy di zone 6 dan tanah keras. Memang sich trlalu boros rasanya pakai dinding geser hnya 6 lantai. Tp sy cm mau lht simpangannya ja pak.

Masalahnya adlh, pd SNI GEMPA psl 4.3.6 “Pada sistem ganda sistem rangka akan menerima sedikitnya 25% dari gaya lateral yang bekerja dan shear wall akan menerima paling banyak 75% dari gaya lateral yang bekerja”. Sdgkn sy hasilnya tdk mencapai 25% pak. Hanya sekitar 10-15%.

Bagaimana solusinya pak?? Mohon pencrhnnya pak. Salam kenal pak, sy mau tnya ttg sistem struktur gempa pak.

Sy ambil TA ttg pengaruh simpangan dgn memakai dinding geser dan tidak memakai dinding gsr. Nah, prncanaan sy memakai dual system pak yg srpmk R= 8,5. Krn wil.gempa sy di zone 6 dan tanah keras. Memang sich trlalu boros rasanya pakai dinding geser hnya 6 lantai. Tp sy cm mau lht simpangannya ja pak.

Masalahnya adlh, pd SNI GEMPA psl 4.3. Donde Van A Morir Los Elefantes Jose Donoso Pdf Writer. 6 “Pada sistem ganda sistem rangka akan menerima sedikitnya 25% dari gaya lateral yang bekerja dan shear wall akan menerima paling banyak 75% dari gaya lateral yang bekerja”. Sdgkn sy hasilnya tdk mencapai 25% pak.

Hanya sekitar 10-15%. Bagaimana solusinya pak?? Mohon pencrhnnya pak.

Comments are closed.